5. KARENA SEEKOR ANAK MERPATI Sekali peristiwa seorang saudagar harus pergi ke negara lain untuk mengurus perdagangannya. Perjalanan itu akan berlangsung beberapa hari lamanya. la akan berlayar dengan menumpang sebuah kapal besar. la bertempat tinggal di kota yang terletak kira-kira enam jam jauhnya dari pelabuhan. Pada suatu hari dipasangnya pelana kuda hendak berangkat. Sesudah mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya, iapun melompat ke atas kudanya. Tak lupa ia berjanji akan membawa oleh-oleh, yaitu barang-barang yang bagus-bagus jika ia kembali nanti. Kira-kira dua jam ia mengendarai kuda itu, sampailah ia pada sebuah hutan lebat. la terpaksa menunggang kudanya perlahan-lahan, karena jalan di hutan itu agak sempit. Tiba-tiba terlihat olehnya seekor anak burung menggelepar-gelepar di atas tanah. la adalah seorang yang baik hati, lagi pula penyayang binatang. la pun turun dari atas kudanya, lalu dipungutnya burung itu. Seekor anak burung merpati kesakitan, kepalanya terkulai. Penuh belas kasihan diusap-usapnya kepala merpati itu. Punggung dan sayap burung itu luka-luka. Pasti seekor burung buas telah menerkamnya. Beruntung juga ia dapat meloloskan diri. "Hendak diapakan binatang yang malang ini?" pikirnya. "Aku tak boleh terlambat tiba di pelabuhan, supaya hari ini juga dapat berangkat. Tetapi jika burung ini kubiarkan saja di sini, pasti ia akan mati." Saudagar penyayang binatang itu tak sampai hati membiarkan merpati itu terlantar di jalan begitu saja. Setelah berpikir sebentar dipacunya kudanya pulang ke rumah. Alangkah terkejut isteri dan anak-anaknya, melihat ia pulang itu. Saudagar itu masuk ke dalam, diceritakannya apa yang terjadi dalam perjalanan ke kota. "Memang bodoh benar engkau," kata isterinya. "Karena binatang yang tak berguna ini, barangkali engkau terlambat sampai di pelabuhan. Tentu engkau akan banyak mendapat kerugian sebab belas kasihanmu ini." "Barangkali apa yang kaukatakan itu benar juga," jawab suaminya dengan senyum. "Tetapi tak sampai hatiku membiarkan burung yang tak berdaya ini mati di tengah-tengah hutan itu." Segera dibuatnya sebuah sarang dalam sangkar kosong yang tergantung di dapur. Kemudian dimasukkannya merpati itu ke dalam sangkar yang telah dilengkapi dengan air dan padi-padian. Disuruhnya anaknya yang besar menjaga burung itu baik-baik dan memberi makan setiap hari. Sesudah selesai semuanya dipacunya kudanya cepat-cepat ke kota. Malang, di pelabuhan didengarnya, bahwa kapal yang akan ditumpanginya telah bertolak sejam yang lalu. Terpaksalah ia menunggu dua minggu lagi untuk dapat berangkat dengan kapal lain. Keesokan harinya telah berada pula ia' di rumah. Isterinya berkata: "Benar juga yang kukatakan, bukan? Saya tahu, bahwa inilah yang akan terjadi. Tak seorangpun akan mengabaikan urusan dirinya hanya untuk menolong burung merpati yang tak berguna itu." Suaminya diam saja mendengarkan omelan itu. Tiap hari saudagar itu mengobati baik-baik luka merpati itu. Seminggu kemudian telah sembuh benar burung itu, lalu dilepaskannya. Tetapi anehnya ... burung itu telah lekat benar pada saudagar itu dan tidak mau meninggalkan rumah itu. Dua minggu telah berlalu, maka sampailah saatnya saudagar itu harus berangkat dengan kapal yang telah ditunggu-tunggunya. Sebelum ia pergi ke pelabuhan, ia singgah dahulu ke rumah kawannya di kota. Sahabatnya ini dua minggu yang lampau telah berangkat lebih dahulu dengan kapal pertama. Tentu ia telah kembali. Tetapi bukan kawannya itu yang datang menemuinya dengan gembira. Dengan menangis tersedu-sedu isteri sahabatnya datang menjumpainya. "Belumkah Saudara mendengar, bahwa kapal yang ditumpangi suami saya karam, karena diserang taufan yang hebat sekali. Semua penumpang dan anak buah kapal mati tenggelam. Beruntung benar saudara tidak ikut bersama suami saya." Mendengar kecelakaan itu, sangat bersedih hati saudagar itu. Terbayang dalam pikirannya: "Karena aku menjumpai burung merpati itu dalam perjalananku maka terhindarlah aku dari bahaya maut. Tuhan Maha Kuasa!" Semenjak itu kasih sayangnya kepada binatang-binatang bertambah-tambah, lebih-lebih kepada merpati yang telah menyelamatkannya dari malapetaka. ============================================ Ebook Cersil, Teenlit, Novel (www.zheraf.net) Gudang Ebook Ponsel http://www.ebookHP.com ============================================